KUPANG - Dalam rangka membangun kolaborasi
pentahelix untuk mewujudkan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang Tangguh Bencana, Forum
Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) NTT kembali menyelengarakan Musyawarah Daerah
(MUSDA) ke -III secara luring pada tanggal 23 – 24 Juni
2022 bertempat di Hotel Neo Kupang.
Selain menghasilkan berbagai dokumen penting, kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari 85 lembaga itu juga melaksanakan musyawarah mufakat untuk membentuk struktur kepengurusan baru Forum PRB NTT periode 2022 – 2026.
Para pengurus yang berasal dari beragam elemen dan profesi tersebut dikukuhkan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Sekda. Provinsi NTT, Yohana Lisapaly.
Dalam sambutannya, Plt. Sekda. Provinsi NTT itu mengucapkan selamat
kepada pengurus baru yang telah dikukuhkan, sekaligus menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pengurus lama periode 2018 – 2022 yang sudah membantu pemerintah
dalam kerja-kerja kolaborasi penanggulangan bencana di wilayah NTT khususnya
untuk 3 bencana besar yaitu Covid-19, Siklon Tropis Seroja, dan penanganan bencana
Gunung Api Ile Lewotolok.
Plt. Sekda itu sangat optimis, di bawah kepengurusan
kader-kader muda yang potensial, NTT semakin hari akan semakin Tangguh.
“Ada banyak figur muda dan potensial yang mana tentunya punya semangat yang bergelora untuk mengabdi. Saya optimis dari waktu ke waktu kepengurusan ini akan bekerja dan berkarya dengan optimal serta berkolaborasi dengan seluruh jejaring yang ada,” pungkasnya.
Ia juga berharap agar Pengurus Forum Pengurangan
Risiko Bencana (FPRB) NTT Periode 2022 – 2026 yang dikukuhkan tersebut secara sungguh-sungguh dapat menjalankan
tugas dan peran yang dipercayakan sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap masalah
kebencanaan di wilayah NTT.
“Forum yang terlibat dari semua
stakeholder ini merupakan mitra kerja pemerintah. Jadilah mitra yang senantiasa
ada bersama-sama dengan pemerintah,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Forum PRB NTT terpilih, Norman Riwu Kaho dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi pentahelix dalam penanggulangan bencana di Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, hampir semua jenis bencana
yang ada di dunia ada di NTT. Karena itu kerja-kerja pengurangan risiko bencana
menjadi hal utama yang harus dilakukan.
Meskipun potensi bencana di NTT banyak, namun
jika masyarakat memiliki kesiapsiagaan yang baik maka dampak yang ditimbulkan
bisa lebih sedikit, imbuhnya.
Pengurus baru yang dikukuhkan dalam kegiatan tersebut di
antaranya, Norman Riwu Kaho sebagai Ketua, Wakil Ketua I (satu) Siska
Solokana, Wakil Ketua II (dua) Desderia Kani, Sekretaris Feliks Batara, dan Bendahara
Anita Garcia Un.
Selain itu, dikukuhkan juga sejumlah Kelompok Kerja (Pokja) yang diisi oleh perwakilan dari sejumlah lembaga dan Pemerintah Provinsi NTT. (YRR)