BPBD NTT- Memasuki puncak musim hujan dan jelang perayaan Natal serta Tahun Baru 2026, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar rapat koordinasi untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem dan lonjakan mobilitas masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru. Rapat yang digelar di Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana Provinsi NTT pada Kamis (4/11/2025) itu dipimpin langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si., Apt.

Rapat dihadiri secara luring dan daring oleh jajaran Forkopimda Provinsi, pimpinan lembaga vertikal seperti BMKG dan Basarnas, Kepala Dinas terkait, perwakilan TNI/Polri, Bupati/Wali Kota se-NTT atau perwakilannya, serta para Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota se- Nusa Tenggara Timur.

Dalam arahan tegasnya, Gubernur NTT menyoroti peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi di beberapa wilayah pesisir, termasuk Flores, Lembata, Alor, dan Pulau Sumba, Rote Ndao dan Sabu Raijua. Gelombang tinggi tersebut berpotensi maksimal mencapai 2,5 – 4 meter. Selain itu, ia juga mengingatkan untuk waspada potensi banjir lahar dingin dari gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Tugas kita adalah memastikan kesiapsiagaan seluruh masyarakat NTT,” tegas Gubernur, seraya mengeluarkan beberapa poin instruksi kepada seluruh pimpinan daerah dan stakeholder.

Instruksi utama meliputi penetapan status siaga bencana, pelaksanaan apel kesiapsiagaan di seluruh kabupaten/kota, serta aktivasi Pusdalops secara 24 jam, serta melaksanakan Rapat Koodinasi Lintas Sektor untuk meningkatkan sinergi di kabupaten/kota masing-masing. Gubernur juga meminta pimpinan daerah pada 22 kabupaten/kota untuk menyiakana anggaran siap pakai (BTT) dan stok logistik yang bisa dimanfaatkan apabila terjadi tanggap darurat di wilayah masing-masing.
“Kabupaten/kota se-NTT harus mengidentifikasi ulang titik rawan banjir dan longsor yang berpotensi terisolasi. Siapkan logistik di sana. Kita belajar dari kejadian di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, di sana beberapa daerah hanya bisa dijangkau dengan helikopter,” pesannya.

Selain itu, Gubernur NTT juga menginstruksikan penyiapan Tim Reaksi Cepat (TRC), pemanfaatan rumah ibadah dan sekolah sebagai lokasi pengungsian jika diperlukan, serta kesiapan penuh alat transportasi laut dan udara oleh ASDP, KSOP, dan Bandar Udara dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kapasitas muatan. Ia juga meminta jaminan keamanan rumah ibadah oleh TNI/Polri selama masa liburan, dan kesiapan Tim Medis, khususnya di titik-titik transit seperti bandara dan pelabuhan oleh Dinas Kesehatan.

Di bidang komunikasi, Dinas Kominfo diminta menjadi corong informasi yang baik dengan berkoordinasi intensif bersama BMKG dan BPBD, serta stake holder terkait lainnya.
Di akhir rapat, Gubernur NTT juga mengumumkan bantuan sebesar Rp 1,5 miliar dari Pemprov NTT untuk korban bencana di 3 Provisni yaitu Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara, serta mengajak kabupaten/kota untuk turut berkontribusi sesuai kemampuan.

Kepada masyarakat, Gubernur NTT menghimbau untuk terus waspada, menghindari perjalanan saat cuaca buruk, dan senantiasa selalu memantau informasi resmi dari pemerintah, termasuk informasi peringatan dini cuaca dari BMKG dan BPBD.
Berita: Yusta R.



