BPBD NTT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT bersama Program Siap Siaga menggelar Lokakarya Koordinasi Pemerintah dan Non Pemerintah untuk Ketangguhan Masyarakat di Provinsi NTT. Acara yang diadakan di Hotel Kristal pada Selasa, 28 Mei 2024, ini bertujuan memperkuat kolaborasi dalam menghadapi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si., menyatakan bahwa NTT telah mengalami 1.148 kejadian bencana dari tahun 2020 hingga 2023. “Provinsi Nusa Tenggara Timur sering mengalami bencana. Dalam 20 tahun terakhir, kejadian ini menyebabkan kerugian besar, baik berupa kehilangan jiwa, luka-luka, kerugian harta benda, maupun kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Cornelis
menambahkan bahwa dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi NTT menunjukkan 12
dari 14 jenis bahaya berada pada tingkat tinggi. “Kondisi ini menegaskan
pentingnya ketangguhan masyarakat yang didukung oleh semua pihak,” katanya.
Pendekatan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK) melalui
program seperti Desa Tangguh Bencana, Kampung Siaga Bencana, dan Kampung Iklim
menjadi sangat penting.
Direktur
Kesiapsiagaan BNPB, Drs. Pangarso Suryatomo, MMB, mengungkapkan bahwa krisis
iklim memperburuk intensitas dan dampak bencana hidrometeorologis. “Dibutuhkan
percepatan penjangkauan dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil,”
katanya. Pangarso menambahkan bahwa Program Siap Siaga bertujuan memperkuat
kapasitas Indonesia dalam pengelolaan risiko bencana dan mempererat kerja sama
antara Australia dan Indonesia.
Program Siap Siaga diharapkan memperkuat sistem organisasi BNPB dan meningkatkan kesiapsiagaan, pencegahan, tanggap darurat, dan pemulihan bencana di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Selain itu, program ini juga sebagai pembelajaran, inovasi, kerja sama, dan inklusi penanggulangan bencana yang kuat.
Lokakarya
ini juga membahas instrumen Penilaian Ketangguhan Komunitas, yang dikembangkan
oleh BNPB. Instrumen ini akan digunakan sebagai baseline untuk merekomendasikan
aspek-aspek penting yang membutuhkan dukungan serta sebagai perangkat
monitoring.
Diharapkan lokakarya ini dapat merefleksikan hasil implementasi kegiatan, peluang, isu, dan tantangan yang dapat dipelajari oleh SIAP SIAGA dan mitra-mitra, serta berkontribusi terhadap tujuan program dan tujuan pemerintah daerah serta masyarakat setempat.
Lokakarya
dihadiri oleh instansi pemerintah, lembaga non-pemerintah, NGO, Forum PRB Kota
Kupang dan Kabupaten Kupang, serta tamu undangan lainnya. Tujuan kegiatan ini
adalah mengonsolidasikan data dan informasi dukungan ketangguhan masyarakat
serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan instrumen
Penilaian Ketangguhan Desa.
Sumber:
jurnalntt.com (Vir)